Hukum Pragnanz : Kesamaan tradisi Gestaltian dengan Kritik Akal Budi Immanuel Kant

Gambar 1. Kiri-Kanan : Immanuel Kant, Max Wertheimer, Kurt Koffka, Wolfgang Kohler

Rene Descartes seorang filsuf Prancis berjasa dalam merumuskan konsep dualisme pada diri manusia. Rene Descartes menjelaskan bahwa terdapat dua entitas yang berbeda pada diri manusia yaitu akal/budi dan tubuh. Teori mengenai dualisme Rene Descartes dirasa selalu memberi pertanyaan bagi pemikir setelahnya untuk memecahkan bagaimana dua entitas tersebut bekerja secara beriringan. Contohnya dalam dunia pedagogik, kaum voluntaris percaya bahwa otak berkontribusi dalam mengatur elemen-elemen yang menjadikannya berbagai konfigurasi, dan perilaku yang tampak pada diri manusia adalah akibat dari hasil konfigurasi tersebut. Kaum strukturalis beranggapan bahwa sensasi tubuh secara pasif menyebabkan citra mental. Bagi para kaum behaviouris Amerika, mereka lebih memilih untuk mengabaikan pendapat mengenai pemisahan antara tubuh dengan pikiran, dan hanya fokus untuk berbicara problem perilaku saja (Hergenhahn & Olson, 2017).

Dalam diskursus filsafat, banyak sekali filsuf yang mencoba menginterpretasikan maksud teori yang dilontarkan oleh Descartes. Tetapi dalam tulisan ini kita hanya akan fokus membahas mengenai 12 kategori transendental Immanuel Kant saja.

Immanuel Kant mencoba menata ulang kembali fondasi metafisika dengan tidak bertolak melalui pengertian-pengertian yang dibahas oleh filsuf-filsuf sebelum Kant. Inspirasi Kant dalam menata ulang fondasi metafisika terinsipasri dari Isaac Newton dalam eksperimennya di bidang fisika. Kant menerapkan paradigma saintifik fisika Newton ke proyek filsafatnya, mencoba menata kembali fondasi metafisika agar tidak berbicara konteks hal yang melampaui inderawi, melainkan layaknya ilmu alam, metafisika dapat mengupdate keilmuannya agar dapat berkembang secara utuh. Melalui pembahasan 12 kategori transendental, Immanuel Kant mencoba menggambarkan bagaimana sensasi inderawi diolah melalui aktivitas mental.

Secara sederhana konsep 12 kategori transensdental Kant. Menjelaskan bagaimana objek yang ditangkap oleh inderawi masuk melalui intusi ruang dan waktu, dan selanjutnya objek tersebut di tata dan diorganisasikan ke dalam 12 kategori seperti Quantity (Unity, Plurality, Totality), Quality (Reality, Negation, Limitation), Relation (Subtance, Causality, Interaction), & Modality (Possibility, Existence, Necessity).

Gambar 2. Kant's Thinking Cap

 “Hukum Pragnanz dalam Tradisi Gestaltian”.

Gestaltis merupakan aliran psikolog yang berkembang di Jerman pada abad ke 19. Pertama kali di populerkan oleh Wertheimer, Koffka, dan Kohler. Teori Gestalt merupakan aliran yang menganut paham dualitas Rene Descartes, yang mempercayai terdapat pemisahan antara pikiran/budi dan tubuh pada diri manusia. Dalam teori medan (field of theory) psikolog Gestalt, secara jelas dalam teori Gestalt menggambarkan terdapat aktivitas mental dalam otak manusia. Hal yang perlu digarisbawahi dalam teori Gestalt adalah, bahwa mereka memberi peran otak yang lebih aktif dalam menata dan mengorganisasikan sensasi inderawi. 

Prinsip utama dalam teori Gestalt salah satunya mengenai Hukum Pragnanz (law of Pragnanz), dalam bahasa Jerman yang berarti “esensi”. Hukum Pragnanz menjelaskan bahwasanya “penataan psikologis selalu sebaik yang diizinkan oleh lingkungan pengontrolnya” dan yang dimaksud baik disini adalah kualitas-kualitas seperti sederhana, komplet, ringkas, simetris, dan harmonis (Hergenhahn & Olson, 2017). Argumen diatas juga diperkuat atas temuan fenomena proses isomorphism, proses tersebut terletak antara pengalaman psikis dengan proses yang terdapat dalam otak. Gestaltian percaya bahwa kita mendapatkan sebuah informasi baru setelah input-input inderawi itu ditata dan diorganisakan oleh otak. Jadi jelas disini bahwa Gestaltian menempatkan peran otak yang lebih aktif, ketimbang hanya menampung dan menyimpan input saja. 

Contohnya dalam prinsip persepsi Gestaltian salah satunya Principe of Closure, prinsip ini menjelaskan bagaimana pengalaman sadar berperan aktif dalam mempengaruhi persepsi visual atau sensasi inderawi kita. Misal kita diperlihatkan lingkaran dengan celah kecil yang membuatnya menjadi lingkaran yang tidak utuh, pengalaman sadar kita mengarahkan persepsi visual kita agar melihat lingkaran yang kurang lengkap itu menjadi lingkaran utuh, seperti contoh gambar dibawah ini :

Gambar 3. Contoh Principe Of Closure

Pada contoh kasus diatas, Gestlatian menunjukan bahwa ini adalah bukti kekuatan medan otak dalam mempengaruhi kemampuan perseptual kita. Jadi, lingkaran yang tidak utuh itu adalah pengalman atau sensasi inderawi kita, dan lingkaran utuh itu adalah apa yang kita alami secara sadar (Hergenhahn & Olson, 2017).   

Kesamaan antara tradisi Gestaltian dan dalam kritik akal budi yang dibangun oleh Immanuel Kant, mereka sama-sama mencoba untuk menjelaskan aktivitas kompleks dari sebuah mental dalam memproses objek yang ditangkap melalui sensasi inderawi, dimana objek yang ditangkap tersebut otak secara aktif berperan dalam menerima, memilah dan mengorganisasikan sesuai kolom-kolom kategori dalam akal budi atau dalam pengertian teori Gestalt menyederhanakan dan memberinya makna. Praktisi Gestaltian maupun Kant, juga tidak memandang objek yang masuk melalui sensasi inderawi dapat dikatakan sebuah pengalaman sadar, yang dapat dikatakan sebuah pengalaman sadar adalah proses setelah itu, dimana objek-objek sensasi inderawi itu harus di susun, ditata, dan dikategorikan agar terbentuk menjadi pengalaman sadar.


Daftar Pustaka

Hergenhahn, B.R, & Olson, Matthew. (2017). Theories of Learning. Kencana. Jakarta.

Sitorus, F.K. (2024). Kembali ke Kant : Metafisika, Sains, dan Proyek Filsafat Transendental. Jakarta, 25 Mei 2024: Teater Utan Kayu. 

Picture of Dhimas Qodhlizaka

Dhimas Qodhlizaka

qodhlizaka@gmail.com
Labschool Jakarta, Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta

Leave a Replay

Komplek UNJ, Jalan Pemuda, RT. 7 / RW. 14, Rawamangun, RT.7/RW.14, Rawamangun, Kec. Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220

Get In Touch

info@labschool-unj.sch.id

(021) 4786 0038 (Hunting)

© LABSCHOOL UNJ

LOGIN APLIKASI

DAFTAR ULANG

SMP

SMA

KB-TK

SD

DAFTAR ULANG PPSBB

DAFTAR ULANG PSB

PENGUMUMAN KELULUSAN

PILIH UJIAN